Selasa, 14 Juli 2015

[003] Ali Imran Ayat 065

««•»»
[003] Ali Imran Ayat 065
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 64]•[AYAT 66]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
65of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=65&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:65




[003] Ali Imran Ayat 064

««•»»
Surah Ali 'Imran 64

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

««•»»
qul yaa ahla alkitaabi ta'aalaw ilaa kalimatin sawaa-in baynanaa wabaynakum allaa na'buda illaa allaaha walaa nusyrika bihi syay-an walaa yattakhidza ba'dhunaa ba'dhan arbaaban min duuni allaahi fa-in tawallaw faquuluu isyhaduu bi-annaa muslimuuna
««•»»
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
««•»»
Say, ‘O People of the Book! Come to a word common between us and you: that we will worship no one but Allah, and that we will not ascribe any partner to Him, and that we will not take each other as lords besides Allah.’ But if they turn away, say, ‘Be witnesses that we are muslims.’
««•»»

Allah SWT. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar mengajak ahli kitab Yahudi dan Nasrani untuk berdialog secara adil dalam mencari asas-asas persamaan dari ajaran yang dibawa oleh rasul-rasul dan kitab-kitab yang diturrunkan kepada mereka, yaitu Taurat, Injil dan Alquran. Kemudian Allah SWT menjelaskan maksud ajakan itu yaitu agar mereka tidak menyembah selain Allah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak yang berhak menetapkan syari'at dan yang berhak menghalalkan dan mengharamkan, serta tidak mempersekutukan Nya.

Ayat ini mengandung: Sifat wahdaniah uluhiyah bagi Allah SWT, yaitu ke Esaan Allah seperti tersebut dalam firman Nya:
ألا نعبد إلا الله
"Bahwa kami tidak akan menyembah kecuali kepada Allah".
(QS. Ali Imran [3]:64)

Dan sifat Wahdaniyah Rububiyah dalam firman Nya yaitu ke Esaan dalam mengatur makhluk Nya:
ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله
Dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari Allah".
(QS. Ali Imran [3]:64)

Ketentuan ini disepakati oleh semua orang, dan dapat dibuktikan, Ibrahim as diutus Allah untuk membawa agama Tauhid sebagaimana dibawa oleh Nabi Musa as seperti terdapat dalam kitab Taurat: Allah berfirman kepada Nabi Musa' "Sesungguhnya Tuhan ialah sesembahanmu, kamu tidak mempunyai sesembahan lain di sisi Ku, jangan kamu membuat pahatan patung, dun jangan membuat gambaran apapun juga dari apa saja yang terdapat di langit dan di bumi, maupun yang terdapat di dalam air. Jangan kamu bersujud kepada patung-patung dan gambar-gambar serta jangan menghambakan diri kepadanya.

Demikian juga Nabi `Isa as diutus Allah dengan membawa ajaran seperti itu.

Kemudian Nabi Muhammad saw sebagai Nabi penutup, beliau diutus dengan membawa ajaran seperti ini.

Di dalam Alquran terdapat firman Allah:
الله لا إله إلا هو الحي القيوم لا تأخذه سنة ولا نوم
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur.
(QS. Al Baqarah [2]:255)

Kesimpulan dari ajakan tersebut ialah: orang-orang Islam dan Ahli Kitab sama-sama meyakini, bahwa alam itu termasuk ciptaan Allah Yang Maha Esa. Dialah yang menciptakan dan mengurusnya dun Dialah Yang mengutus para nabi kepada mereka untuk menyampaikan keterangan-keterangan tentang peruatan yang diridai dan yang tidak diridai Nya.

Kemudian Nabi Muhammad saw, mengajak orang-orang AhIi Kitab agar bersepakat untuk menegakkan prinsip-prinsip agama itu, menolak hal yang meragukan, yang bertentangan dengan prinsip agama. Maka apabila orang-orang Nasrani mendapatkan keterangan-keterangan dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa seperti kata-kata "Putera Tuhan" hendaklah ditakwilkan dengan takwilan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang disepakati oleh para nabi, karena kita semua tidak akan mendapatkan di antara perkataan nabi yang bisa di artikan bahwa sesungguhnya Nabi Isa itu tuhan yang disembah. Dan kita juga tidak akan mendapatkan keterangan yang mengatakan bahwa Isa mengajak manusia untuk menyembah dirinya dan ibunya, melainkan Nabi Isa mengajak manusia untuk menyembah Allah satu-satunya dan dengan ikhlas beribadah kepada Nya.

Pada mulanya, orang-orang Yahudi beragama tauhid, kemudian terjadilah malapetaka bagi mereka yaitu waktu mereka mengakui hukum apa saja yang ditetapkan pemimpin-pemimpin agama adalah sama kedudukannya dengan hukum yang datang dari Allah. Demikian juga orang-orang Nasrani menempuh jalan seperti orang-orang Yahudi itu. Mereka menambahkan peleburan dosa dalam agamanya. Dan inilah yang menjadi problematik yang sangat membahayakan dalam masyarakat orang-orang Nasrani sehingga timbullah penjualan surah aflat (surah penebusan dosa) dari gereja-gereja dengan jalan itu mereka dapat mengumpulkan uang yang banyak. Oleh sebab itu timbullah gerakan yang menuntut perbaikan. Kelompok ini terkenal dengan istilah protestan.

Diriwayatkan dari `Ady bin Hatim bahwa ia berkata: "Saya datang kepada Rasulullah saw, sedangkan dileherku terdapat kalung salib yang terbuat dari emas. Kemudian Rasulullah bersabda: "Hai `Ady buanglah berhala itu dari Iehermu".

Sayapun mendengar Nabi Muhammad membaca surah Bara'ah:
اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله
"Mereka menjadikan orang-orang `aIimnya dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah".
(QS. At Taubah [9]:31)

Kemudian saya berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mereka itu tidak menyembah pendeta-pendeta". Kemudian Nabi Muhammad saw bersabda: "Bukankah mereka menghalalkan dan mengharamkan bagi kamu lalu kamu berpegang saja pada peikataan mereka?". Kemudian saya berkata: "Betul". Lalu Nabi Muhammad bersabda: "Itulah artinya menganggap pendeta-pendeta itu sebagai tuhan".

Sesudah itu Allah SWT memberikan penegasan, hahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani menolak dun membangkang; dan mereka tetap pada pendiriannya, yaitu menyembah selain Allah dan mempercayai adanya tuhan-tuhan di samping Allah, yang dijadikan perantara kepada Allah dan mereka tuat pada ketentuan-ketentuan mereka, baik mengenai yang dihalalkan maupun yang diharamkan oleh pendeta-pendeta itu. Allah SWT memerintahkan agar orang-orang muslim mengatakan kepada mereka, bahwa kaum muslimin hanya menyembah Allah dan memurnikan ketaatan kepada Nya semata-mata.

Dalam ayat ini terdapat sebuah ketentuan bahwa semua masalah yang berhubungan dengan ibadah atau dengan halal dan haram hanya Alquran dan hadis, yang dijadikan pokok pegangan dalam menetapkannya, bukan pendeta pemimpin dan bukan pula pendapat ahli hukum yang kenamaan sekalipun; sebab kalau demikian, tentulah hal itu akan menyebabkan adanya persekutuan dalam keesaan rububiyah dan penyimpangan dari petunnjuk Alquran,

seperti tersebut dalam firman Allah:
أم لهم شركاء شرعوا لهم من الدين ما لم يأذن به الله ولولا كلمة الفصل لقضى بينهم وإن الظالمين لهم عذاب أليم
"Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tidak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperolch azab yang pedih".
(QS. Asy Syuura [42]:21)

Tersebut pula dalam firman Allah:
ولا تقولوا لما تصف ألسنتكم الكذب هذا حلال وهذا حرام
Artinya:
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, ini halal dan ini haram"
(QS. An Naba' [78]:116)

Adapun masalah keduniaan, seperti urusan peradilan, dan urusan politik, Allah SWT telah melimpahkan kekuasaan Nya kepada ahlul Halli wal `Aqdi yaitu para ahli berbagai bidang dalam masyarakat. Maka apa yang ditetapkan mereka hendaklah ditaati selama tidak bertentangan dengan pokok-pokok agama. Ayat ini menjadi dasar dan pokok pegangan bagi dakwah Nabi saw untuk mengajak ahIi kitab mempraktekkannya. Pada waktu Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam, seperti terdapat dalam surah beliau yang ditujukan kepada Heraclius dan Muqauqis dan Kisra Persia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Hai Ahli Kitab!) yakni Yahudi dan Nasrani (Marilah kita menuju suatu kalimat yang sama) mashdar dengan makna sifat; artinya yang serupa (di antara kami dan kamu) yakni (bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun juga dan bahwa sebagian kita tidak mengambil lainnya sebagai Tuhan selain daripada Allah) sebagaimana halnya kamu mengambil para rahib dan pendeta. (Jika mereka berpaling) jika menyeleweng dari ketauhidan (maka katakanlah olehmu) kepada mereka (`Saksikanlah bahwa kami ini beragama Islam.`") yang bertauhid. Ayat berikut diturunkan ketika orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Ibrahim itu seorang Yahudi dan kita adalah penganut agamanya demikian pula orang-orang Nasrani mengklaim seperti itu.
««•»»
Say: ‘O People of the Scripture!, Jews and Christians, come now to a word agreed upon (sawā’, is the verbal noun, meaning mustawin amruhā, ‘[a word] regarding which the matter is upright’) between us and you, and it is, that we worship none but God (allā is [made up of] an-lā, ‘that…not’) and that we do not associate anything with Him, and do not take each other for lords, beside God’, as you have taken rabbis and monks; and if they turn their backs, in rejection of God’s Oneness, say, you to them: ‘Bear witness that we have submitted’, [that we are of] those who affirm the Oneness of God.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 63]•[AYAT 65]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
64of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=64&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:64




[003] Ali Imran Ayat 063

««•»»
Surah Ali 'Imran 63

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِالْمُفْسِدِينَ
««•»»
fa-in tawallaw fa-inna allaaha 'aliimun bialmufsidiina
««•»»
Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
««•»»
But if they turn away, indeed Allah knows best the agents of corruption.
««•»»

Kemudian di dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa apabila mereka menolak agama tauhid berarti mereka termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Mereka dianggap berpaling karena menolak untuk mengikuti dan membenarkan kerasulan Muhammad saw, dan tidak mau menerima keyakinan tentang ke Esaan Tuhan yang dibawa oleh beliau dan tidak berani mengabulkan ajakan mubahalah.

Kemudian Allah SWT. menandaskan bahwa Dia Maha Mengetahui mental orang-orang yang membuat kerusakan dan mempunyai niat jahat yang mereka simpan dalam hati mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Jika mereka berpaling) tidak mau beriman (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang berbuat kerusakan) mereka akan diberi-Nya balasan. Di sini kata-kata lahir ditempatkan pada kata-kata mudhmar.
««•»»
And if they turn their backs, rejecting faith, assuredly God knows the agents of corruption, and will requite them (here the [third person] pronominalisation has been replaced with the overt noun [al-mufsidūn, ‘the agents of corruption’]).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 62]•[AYAT 64]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
63of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=63&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:63




[003] Ali Imran Ayat 062

««•»»
Surah Ali 'Imran 62

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
««•»»
inna haadzaa lahuwa alqashashu alhaqqu wamaa min ilaahin illaa allaahu wa-inna allaaha lahuwa al'aziizu alhakiimu
««•»»
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
««•»»
This is indeed the true account, for sure. There is no god but Allah, and indeed Allah is the All-mighty, the All-wise.
««•»»

Allah menjelaskan bahwa kisah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tentang Nabi Isa itu, itulah yang benar, bukan pendapat orang-orang Nasrani dan bukan pula pendapat orang-orang Yahudi.

Selanjutnya ditegaskan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan AIlah karena Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu dan tak satupun yang dapat menyamai-Nya.

Di dalam ayat ini jelas terdapat suatu bantahan terhadap orang Nasrani yang mengatakan bahwa Allah itu salah satu dari oknum yang ketiga.

Pada ayat yang lain Allah berfirman:
لقد كفر الذين قالوا إن الله ثالث ثلاثة
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga."
(QS. Al Ma'idah [5]:73)

Kemudian Allah SWT menegaskan lagi bahwa Allah-lah yang Maha Perkasa Yang Maha Bijaksana, tak ada yang dapat menandingi-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya ini) yakni yang telah disebutkan tadi (merupakan kisah berita yang benar) yang tidak diragukan lagi. (Tiada) min merupakan tambahan (Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Allah Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.
««•»»
This, mentioned above, is the true story, the report free of any doubt. There is no god but God, and assuredly God is Mighty, in His Kingdom, Wise, in His actions.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya, "Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam, Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.' Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.' Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.'
(QS. Ali Imran [3]:59-62)

Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 61]•[AYAT 63]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
62of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=62&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:62




[003] Ali Imran Ayat 061

««•»»
Surah Ali 'Imran 61

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
««•»»
faman haajjaka fiihi min ba'di maa jaa-aka mina al'ilmi faqul ta'aalaw nad'u abnaa-anaa wa-abnaa-akum wanisaa-anaa wanisaa-akum wa-anfusanaa wa-anfusakum tsumma nabtahil fanaj'al la'nata allaahi 'alaa alkaadzibiina
««•»»
Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta {197}.
{197} Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda Pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la`nat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad s.a.w.
««•»»
Should anyone argue with you concerning him, after the knowledge that has come to you, say, ‘Come! Let us call our sons and your sons, our women and your women, our souls and your souls, then let us pray earnestly and call down Allah’s curse upon the liars.’
««•»»

Kemudian di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad bila masih ada orang yang membantah kebenaran berita tentang kejadian Isa, sesudah mendapat penjelasan hendaklah mereka diajak bermubahalah untuk membuktikan siapa yang benar dan berdoa supaya Allah SWT menjatuhkan laknat-Nya kepada orang yang berdusta. Mubahalah ini sebagai pencerminan dari kebenaran kepercayaan itu.

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar mengundang keluarga masing-masing baik dari pihaknya maupun dari pihak mereka, yang terdiri dari anak-anak dan isteri, untuk mengadakan mubahalah ini.

Di dalam ayat disebutkan lebih dahulu isteri dan anak-anak nabi dalam mubahalah, karena seseorang lebih mengkhawatirkan diri keluarganya dari pada dirinya sendiri. Hal ini mengandung pengertian bahwa Nabi Muhammad saw, telah percaya dengan penuh keyakinan bahwa bencana yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari muhabalah itu tidak akan menimpa keluarganya dan dirinya. Kemudian ayat ini yang dikenal sebagai ayat mubahalah.

Mengenai terjadinya ajakan mubahlah tersebut telah diriwayatkan melalui berbagai macam sumber, bahwa Nabi Muhammad saw, telah mengajak orang-orang Nasrani dari suku Najran untuk mengadakan mubahalah, tetapi mereka menolak.

Imam Bukhari dan Imam Muslim juga telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Al 'Aqib dan As Sayid mengunjungi Rasulullah saw. Kemudian beliau berkeinginan untuk mengadakan mubahalah dengan mereka. Maka salah seorang di antara mereka berkata kepada kaumnya: "Janganlah kamu bermuhabalah dengan dia. Demi Allah apabila ia betul-betul seorang Nabi lalu dia bemubahalah dengan kita, niscaya kita tidak akan berbahagla selamanya, dan tidak akan ada generasi yang akan melanjutkan keturunaan kita. Kemudian mereka berkata kepada Nabi saw: "Kami akan memberikan apa yang engkau minta sebab itu utuslah kepada kami seorang laki-laki yang terpercaya" Kemudian Nabi saw bersabda: "Berdirilah hai, Aba Ubaidah", maka setelah ia berdiri Nabipun bersabda: "Inilah orang yang terpercaya dikalangan umat ini" .

Abu Nu'aim meriwayatkan pula sebuah hadis dari Ibnu 'Abbas dalam kitab Ad Dalail melalui sanad dari Ata'dan Ad Dahak dari lbnu Abbas bahwasanya delapan orang Nasrani dan penduduk Najran mendatangi Rasulullah saw Di antara mereka terdapat 'Aqib dan As Sayid. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini. Lalu mereka berkata: "Beri tangguhlah kami tiga hari". Lalu mereka pergi kepada Bani Quraizah, Bani Nadir dan Bani Qainuqa' dari kalangan orang-orang Yahudi. Kemudian mereka memberi isyarat untuk berdamai saja dan tidak mengadakan mubahalah dengan Nabi. Kemudian mereka berkata: "Dia adalah nabi yang telah diberitakan kedatangannya di dalam kitab Taurat". LaIu mereka mengadakan perdamaian dengan Nabi saw dengan perjanjian membayar 1.000 potong pakaian pada bulan Safar dan 1.000 potong lagi disertai sejumlah uang pada bulan Rajab.

Dan diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw, telah mengajukan Ali, Fatimah dan kedua putra mereka, Hasan dan Husain selain diri beliau sendiri, untuk bermuhabalah dan Nabipun keluar bersama-sama mereka seraya bersabda: "Apabila saya berdoa hendaklak kamu membaca, Amin".

Dan Ibnu `Asakir telah meriwayatkan sebuah hadis dari Ja'far dari ayahnya, bahwa setelah ayat ini turun, Nabi membawa Aba Bakar bersama-sama anak-anaknya, Umar dan anak-anaknya clan 'Usman bersama anak-anaknya. Dapat dipahami dari ayat-ayat ini bahwa Nabi Muhammad saw, telah memerintahkan untuk mengundang orang-orang yang menentang hakekat kejadian, Isa dari kalangan orang-orang ahli kitab untuk berkumpul baik lakl-laki, perempuan ataupun anak-anak, dan juga Nabi mengumpulkan orang mukminin baik laki-laki, perempuan atau anak-anak. Mereka pun mengajak bermubahalah kepada Allah SWT agar Dia melaknat orang-orang yang sengaja berdusta.

Ajakan Nabi saw untuk bermubahalah itu menunjukkan adanya keyakinan yang penuh terhadap kebenaran apa yang beliau katakan, sebaliknya keengganan orang-orang yang diajak untuk bermubahalah menunjukkan alasan dan kepalsuan kepercayan mereka.

Di dalam ayat ini terdapat suatu pelajaran bahwa wanita harus diikut sertakan untuk turut bersama-sama lelaki menghadapi persoalan yang penting. Hal ini menunjukkan kelebihan agama Islam dari agama lain. Juga terdapat suatu petunjuk bahwa menurut ajaran Islam, para wanita sama hak dan kewajibannya dengan laki-laki dalam berbagai urusan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Siapa yang membantahmu) mendebatmu dari golongan Nasrani (tentang hal itu setelah datang kepadamu ilmu) dengan perintah-Nya (maka katakanlah) kepada mereka (Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu) lalu kita kumpulkan mereka (kemudian mari kita bermubahalah) artinya berdoa dengan khusyuk dan dengan merendahkan diri (sambil memohon supaya kutukan Allah ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta) yaitu dengan mengatakan, "Ya Allah, kutukilah orang yang dusta tentang peristiwa Isa." Nabi saw. telah mengajak utusan Najran untuk itu, yakni tatkala mereka membantahnya dalam hal tersebut. Jawab mereka, "Kami akan memikirkannya dulu, kemudian akan datang kepada anda." Kata salah seorang yang berpikiran sehat di antara mereka, "Tuan-tuan telah mengetahui kenabiannya, dan tidak suatu pun kaum yang mengadakan mubahalah dengan seorang nabi kecuali mereka akan celaka." Ditinggalkannyalah orang tadi, lalu mereka berpaling. Mereka datang lagi menemui Nabi saw. yang ketika itu sudah keluar siap bermubahalah bersama Hasan, Husein, Fatimah dan Ali. Nabi saw. berkata kepada orang-orang Nasrani Najran, "Jika saya berdoa, aminkanlah." Tetapi ternyata pihak lawan tidak bersedia berkutuk-kutukan itu hanya minta berdamai dengan membayar upeti. Riwayat Abu Na`im dan diterima dari Ibnu Abbas, katanya, "Seandainya orang-orang Nasrani Najran itu bersedia meneruskan mubahalah niscaya mereka akan kembali ke negerinya sedangkan harta dan keluarganya tiada lagi." Diriwayatkan pula bahwa sekiranya mereka bermubahalah niscaya akan terbakar.
««•»»
And whoever, from among the Christians, disputes with you concerning him, after the knowledge, of his affair, that has come to you, say, to them: ‘Come! Let us call our sons and your sons, our wives and your wives, our selves and your selves, and gather them together, then let us humbly pray and invoke God’s curse upon those who lie’, by saying: ‘Lord, curse the one that tells lies concerning the affair of Jesus’. The Prophet (s) had called upon the Najrān delegation to do this when they disputed with him about Jesus. They said, ‘Let us think about it and we will come back to you’. The judicious one among them said, ‘You know that he is a prophet, and that every people that has ever challenged a prophet to a mutual imprecation has been destroyed’. They left him and departed. When they went to see the Prophet (s), who had set out with al-Hasan, al-Husayn, Fātima and ‘Alī, he said to them [the Najrān delegation], ‘When I supplicate, you say ‘Amen’; but they refrained from this mutual imprecation and made peace with the Prophet on the condition that they pay the jizya, as reported by Abū Nu‘aym. According to Ibn ‘Abbās [the Prophet] said, ‘Had they set out and performed the mutual cursing, they would have gone home and found neither possessions nor family’. It is also reported that had they set out with this intention, they would have been consumed by fire.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw. Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab. Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?' Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!' Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'"
 (QS. Ali Imran [3]:59-61)

Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya, "Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam. Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.' Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.' Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.'
(QS. Ali Imran [3]:59-62)

Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 60]•[AYAT 62]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
61of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=61&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:61




[003] Ali Imran Ayat 060

««•»»
Surah Ali 'Imran 60

الحَقُّ مِن رَبِّكَ فَلا تَكُن مِنَ المُمتَرينَ
««•»»
alhaqqu min rabbika falaa takun mina almumtariina
««•»»
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
««•»»
This is the truth from your Lord, so do not be among the skeptics.
««•»»

Dimaksud dengan "Itulah yang benar yang datang dari Tuhan" ialah bahwa apa yang telah diberitakan Allah kepada Muhammad saw, tentang Nabi Isa dan Maryam itulah yang benar bukan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang Nasrani bahwa Al Masih itu adalah putra Tuhan; dan bukan pula seperti anggapan orang-orang Yahudi bahwa Nabi Isa itu hasil perzinaan antara Maryam dengan Yusuf An Najar. Dengan demikian orang-orang Islam telah mendapat pengetahuan yang meyakinkan mengenai Isa dan Maryam itu tidak boleh ragu-ragu lagi.

Larangan ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, padahal tidak mungkin terjadi Nabi Muhammad akan bersifat ragu-ragu terhadap ayat Allah. Hal ini mempunyai dua pengertian:

  1. Bahwasanya Nabi Muhammad saw, pada saat mendengar ayat ini bertambahlah keyakinannya dan ia merasa puas dengan keyakinannya itu.
  2. Kalau Nabi Muhammad saw, yang mempunyai kedudukan yang tinggi dilarang ragu-ragu terhadap kebenaran kisah itu, maka umatnya lebih diIarang lagi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Itulah yang benar yang datang dari Tuhanmu) menjadi khabar bagi mubtada yang dibuang berbunyi, `Peristiwa Isa.` (Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu!) atau menyangsikannya.
««•»»
The truth is from your Lord (al-haqqu min rabbik, the predicate of a missing subject, which is [implied to be] amr ‘Īsā [‘the matter concerning Jesus’]); be not of those who waver, those who are uncertain about it.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Hasan, katanya, "Dua orang pendeta Nasrani dari Najran datang menemui Rasulullah saw. lalu tanya salah seorang di antara mereka, 'Siapakah bapak Isa?' Rasulullah saw. tidak segera menjawab sebelum memohon petunjuk kepada Tuhannya, maka diturunkan kepadanya, 'Demikianlah Kami membacakannya kepadamu, sebagian dari bukti-bukti, kerasulannya dan membacakan, Alquran yang penuh hikmah...' sampai dengan, '...di antara orang yang ragu-ragu.'"
 (QS. Ali Imran [3]:58-60) 

 Dan diketengahkan dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya "Serombongan orang-orang Najran, termasuk para pemimpin dan pengiringnya, mereka datang menemui Nabi saw. lalu tanya mereka, 'Bagaimana kamu ini, kenapa kamu sebut-sebut pula sahabat kami?' Jawab Nabi, 'Siapa dia?' Ujar mereka, 'Isa! Kamu katakan dia hamba Allah!' 'Benar,' jawab Nabi pula. Tanya mereka, 'Pernahkah kamu melihat orang seperti Isa atau mendengar berita seperti yang dialaminya?' Setelah itu mereka keluar meninggalkan Nabi saw, maka datanglah Jibril, katanya kepada beliau, 'Katakanlah kepada mereka jika mereka datang kepadamu, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam...,' sampai dengan firman-Nya, 'Janganlah kamu termasuk di antara orang yang ragu-ragu!'"
 (QS. Ali Imran [3]:59-60)

Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw. Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab. Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?' Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!' Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'"
 (QS. Ali Imran [3]:59-61)

Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya, "Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam. Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.' Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.' Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.'
(QS. Ali Imran [3]:59-62)

Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 59]•[AYAT 61]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
60of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=60&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:60




[003] Ali Imran Ayat 059

««•»»
Surah Ali 'Imran 59

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
««•»»
inna matsala 'iisaa 'inda allaahi kamatsali aadama khalaqahu min turaabin tsumma qaala lahu kun fayakuunu
««•»»
Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
««•»»
Indeed the case of Jesus with Allah is like the case of Adam: He created him from dust, then said to him, ‘Be,’ and he was.
««•»»

Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa sebenarnya kejadian Isa yang menakjubkan itu adalah seperti penciptaan Adam as, yang dijadikan dari tanah, keduanya diciptakan Allah dengan cara yang lain dari penciptaan manusia biasa. Segi persmaan itu ialah Isa diciptakan tanpa ayah, dan Adam diciptakan tanpa ayah dan tanpa ibu.

Keingkaran orang terhadap kejadian Isa as tanpa ayah, sedang ia mengakui kejadian Adam tanpa ibu bapak, termasuk sesuatu yang bertentangan dengan logika.

Selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Dia menciptakan Adam sebagai manusia dengan memberi ruh ke dalam jasadnya semata-mata karena kehendak-Nya dan terjadilah ia,

seperti yang termuat di dalam firman Allah:
ثم انشأناه خلقا آخر
"Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain".
(QS Al Mu'minuun [23]:14)

Diriwayatkan, mengenai sebab turunnya ayat ini, bahwa utusan Nasrani dari penduduk Najran berkata kepada RasuIullah saw : "Mengapa engkau mencela nabi kami?". Rasulullah bersabda:" Apakah yang telah saya katakan?" Mereka menjawab:" Engkau berkata bahwasannya Isa adalah seorang hamba Allah". Nabi Muhammad bersabda, "Ya, benar dia adalah seorang hamba Allah, rasul dan kalimat Nya yang telah disampaikan kepada Maryam, seorang perawan suci.

Kemudian mereka menjadi marah dan berkata: "pernahkah engkau melihat manusia dilahirkan tanpa ayah? Maka apabila engkau benar tunjukkanlah kepada kami contohnya. Lalu Allah SWT, menurunkan ayat ini.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya perumpamaan Isa) keadaannya yang aneh atau ajaib (di sisi Allah adalah seperti Adam) seperti penciptaannya tanpa ibu dan tanpa bapak, dan ini termasuk perbandingan hal yang aneh dengan yang lebih aneh lagi dengan tujuan agar lebih dapat mematahkan hujah lawan dan lebih mantap di dalam hati (diciptakan-Nya ia) maksudnya Adam, yakni acuannya (dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah kamu!") seorang manusia (maka jadilah dia) artinya terciptalah ia sebagai seorang manusia. Demikian pula halnya dengan Isa, diciptakan-Nya supaya tercipta tanpa bapak, maka terciptalah dia.
««•»»
Truly, the likeness of Jesus, his remarkable case, in God’s sight, is as Adam’s likeness, as the case of Adam, whom God created without father or mother: this is a comparison of one remarkable thing with another more remarkable, so that it convinces the disputer and establishes itself in one’s mind more effectively. He created him, Adam, that is, his form, of dust, then said He to him, ‘Be,’, a human being, and he was; similarly, He said to Jesus, ‘Be’ — without a father — and he was.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Hasan, katanya, "Dua orang pendeta Nasrani dari Najran datang menemui Rasulullah saw. lalu tanya salah seorang di antara mereka, 'Siapakah bapak Isa?' Rasulullah saw. tidak segera menjawab sebelum memohon petunjuk kepada Tuhannya, maka diturunkan kepadanya, 'Demikianlah Kami membacakannya kepadamu, sebagian dari bukti-bukti, kerasulannya dan membacakan, Alquran yang penuh hikmah...' sampai dengan, '...di antara orang yang ragu-ragu.'"
 (QS. Ali Imran [3]:58-60) 

 Dan diketengahkan dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya "Serombongan orang-orang Najran, termasuk para pemimpin dan pengiringnya, mereka datang menemui Nabi saw. lalu tanya mereka, 'Bagaimana kamu ini, kenapa kamu sebut-sebut pula sahabat kami?' Jawab Nabi, 'Siapa dia?' Ujar mereka, 'Isa! Kamu katakan dia hamba Allah!' 'Benar,' jawab Nabi pula. Tanya mereka, 'Pernahkah kamu melihat orang seperti Isa atau mendengar berita seperti yang dialaminya?' Setelah itu mereka keluar meninggalkan Nabi saw, maka datanglah Jibril, katanya kepada beliau, 'Katakanlah kepada mereka jika mereka datang kepadamu, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam...,' sampai dengan firman-Nya, 'Janganlah kamu termasuk di antara orang yang ragu-ragu!'"
 (QS. Ali Imran [3]:59-60)

Baihaqi mengetengahkan dalam Dalail dari jalur Salamah bin Abdu Yasyu' dari bapaknya seterusnya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. menulis surat kepada warga Najran, yakni sebelum diturunkan kepadanya surat Thasin, "Atas nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan Yakub, dari Muhammad yang nabi..." Di dalamnya disebutkan, "Maka orang-orang Najran itu mengutus Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani, Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi saw. Perutusan ini berangkat mendatangi Nabi saw. sehingga mereka pun saling bertanya jawab. Demikianlah tanya jawab ini terus berlangsung sampai mereka menanyakan, 'Bagaimana pendapat Anda tentang Isa?' Jawab Nabi saw., 'Sampai hari ini tak ada suatu pun pendapat saya mengenai dirinya. Tinggallah tuan-tuan di sini dulu sampai saya dapat menerangkannya!' Ternyata esok paginya Allah telah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...seraya kita memohon agar laknat Allah itu ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta.'"
 (QS. Ali Imran [3]:59-61)

Ibnu Saad mengetengahkan dalam kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais, katanya, "Telah datang kepada Nabi saw. uskup negeri Najran bersama bawahannya, kepada mereka ditawarkannya agama Islam. Mereka menjawab, 'Sebelum Anda, kami telah Islam.' Jawab Nabi saw., 'Bohong! Ada tiga perkara yang menghalangi tuan-tuan masuk Islam, yakni ucapan tuan-tuan bahwa Allah mempunyai anak, memakan daging babi dan sujud kepada patung.' Tanya mereka, 'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah tidak dapat menjawab sampai Allah menurunkan, 'Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah...,' sampai dengan firman-Nya, '...dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana.'
(QS. Ali Imran [3]:59-62)

Nabi mengajak mereka untuk saling kutuk-mengutuk, tetapi mereka menolak dan setuju akan membayar upeti lalu mereka pun kembali."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 58]•[AYAT 60]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
59of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=59&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:59




[003] Ali Imran Ayat 058

««•»»
Surah Ali 'Imran 58

ذَلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ
««•»»
dzaalika natluuhu 'alayka mina al-aayaati waaldzdzikri alhakiimi
««•»»
Demikianlah (kisah 'Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Qur'an yang penuh hikmah.
««•»»
These that We recite to you are from the signs and the Wise Reminder.[1]
[1] Or ‘the Definitive Reminder.’ This is yet another name of the Holy Qurʾān.
««•»»

Allah SWT menerangkan bahwa berita yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, tentang Nabi Isa as, Maryam, Zakaria dan putranya Yahya, dan kisah-kisah orang-orang Hawariyyin dan orang Yahudi dari keturunan Israel, itulah kisah yang benar dan sebagai pembetulan terhadap kepercayaan-kepercayaan yang tersiar di kalangan ahil kitab pada waktu itu.

Dalam kisah ini terdapat berbagai macam contoh tauladan dan butir-butir liikmat* yang sangat berharga, sehingga orang-orang yang beriman dapat mengambil petunjuk dari padanya dan memahami syariat Allah serta prinsip-prinsip tentang kehidupan bermasyarakat.

Dalam kisah tersebut terdapat pula bukti-bukti yang nyata untuk menolak pendapat utusan-utusan Nasrani dari penduduk Najran dan pendapat orang-orang Yahudi yang mendustakan risalah Muhammad saw, dan kebenaran agama yang dibawanya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Demikianlah) perihal Isa yang Kami sebutkan itu (Kami bacakan) Kami kisahkan (kepadamu) hai Muhammad (sebagian dari tanda-tanda) menjadi hal dari dhamir yang terdapat pada natluuhu sedangkan amilnya apa yang terkandung di dalamnya berupa isyarat (dan peringatan yang penuh hikmah) yakni Alquran.
««•»»
This, what is mentioned of the matter of Jesus, We recite to you, narrate to you, O Muhammad (s), of verses and wise, clear, remembrance, namely, the Qur’ān (min al-āyāt, ‘of verses’ is a circumstantial qualifier referring to the [suffixed pronoun] hā’ of natlūhu, and its operator is the demonstrative import of dhālika, ‘this’).

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Hasan, katanya, "Dua orang pendeta Nasrani dari Najran datang menemui Rasulullah saw. lalu tanya salah seorang di antara mereka, 'Siapakah bapak Isa?' Rasulullah saw. tidak segera menjawab sebelum memohon petunjuk kepada Tuhannya,

maka diturunkan kepadanya,
'Demikianlah Kami membacakannya kepadamu, sebagian dari bukti-bukti, kerasulannya dan membacakan, Alquran yang penuh hikmah...'
sampai dengan,
'...di antara orang yang ragu-ragu.'"
(QS. Ali Imran [3]:58-60)
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 57]•[AYAT 59]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
58of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=58&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:58




[003] Ali Imran Ayat 057

««•»»
Surah Ali 'Imran 57

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
««•»»
wa-ammaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati fayuwaffiihim ujuurahum waallaahu laa yuhibbu alzhzhaalimiina
««•»»
adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
««•»»
But as for those who have faith and do righteous deeds, He will pay them in full their rewards, and Allah does not like the wrongdoers.
««•»»

Allah SWT, menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman dan orang-orang yang melakukan amal saleh yaitu orang-orang yang membenarkan Nabi Muhammad saw mengakui kenabiannya, dan mengakui Kitab yang dibawanya (Alquran), mengamalkan segala perintah Allah SWT, serta meninggalkan semua larangan-Nya, Allah SWT, akan menyempurnakan pahala mereka, tanpa ada kekurangan sediktpun.

Sesudah itu dijelaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat sebaliknya berarti mereka telah menganiaya diri sendiri, mereka tidak dicintai Allah dan akan mendapat siksaan yang sangat pedih.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan menyempurnakan) dengan memakai ya dan nun (pahala-pahala mereka dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya.") artinya Allah akan menyiksa mereka. Diriwayatkan bahwa Allah swt. mengirim kepadanya satu lapis awan yang membawanya naik. Ibunya bergantung kepadanya dan menangis, maka katanya, "Hari kiamat akan mempertemukan kita kembali." Waktu itu ialah malam lailatulkadar dan terjadinya di Baitulmakdis dalam usianya yang ke 33 tahun. Sepeninggal ibunya masih hidup selama enam tahun. Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwa ia akan turun nanti dekat hari kiamat dan akan melaksanakan hukum menurut syariat nabi kita. Ia akan membunuh dajal dan babi dan akan menghancurkan tiang salib dan menghapuskan upeti. Menurut hadis Muslim lamanya kembali itu ialah tujuh tahun sedangkan menurut hadis Abu Daud Ath-Thayalisi 40 tahun lalu ia wafat dan disalatkan. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengannya ialah keseluruhan lamanya tinggal di bumi baik sebelum maupun sesudah diangkat.
««•»»
But as for the believers, who do righteous deeds, He will pay them in full (yuwaffīhim, is also read nuwaffīhim, ‘We will pay them in full’) their wages. God loves not the evildoers, that is, He will chastise them. It is reported that God, exalted be He, sent him [Jesus] a cloud which raised him up, but his mother clutched to him in tears. He then said to her, ‘Verily, the Resurrection shall bring us together again’. This took place on the Night of Ordainment (laylat al-qadr) in the Holy House [of Jerusalem], when he was thirty three years old. His mother lived on after him for six years. The two Shaykhs [Bukhārī and Muslim] narrate a hadīth [in which it is stated] that he [Jesus] will descend when the Hour is nigh and will rule according to the Law of our Prophet [Muhammad], and that he will slay the false messiah and the swine, break the cross and impose the jizya. In a hadīth recorded by Muslim, he will remain for seven years; according to Abū Dāwūd al-Tayālisī, [he will remain for] forty years, and he will die and have prayers performed over him. It is possible that what is meant [by the forty years] is the total time he will have spent on earth, before he was raised and afterwards.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 56]•[AYAT 58]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
57of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=57&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:57




[003] Ali Imran Ayat 056

««•»»
Surah Ali 'Imran 56

فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
««•»»
fa-ammaa alladziina kafaruu fau'adzdzibuhum 'adzaaban syadiidan fii alddunyaa waal-aakhirati wamaa lahum min naasiriina
««•»»
Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.
««•»»
As for the faithless, I will punish them with a severe punishment in the world and the Hereafter; and they will have no helpers.’
««•»»

Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang Yahudi'yang mendustakan Nabi Muhammad akan disiksa dengan siksaan yang pedih baik di dunia mau pun di akhirat.

Siksaan dunia yang akan menimpa mereka ialah, mereka akan dibunuh dan ditawan serta dikuasai oleh bangsa-bangsa lain. Sedang slksaan akhirat ialah siksaan Allah di hari pembalasan yang sangat pedih. Pada waktu itu mereka tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapapun.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Adapun orang-orang yang kafir maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan berat di dunia) dengan pembunuhan, penawanan dan pembayaran upeti (dan di akhirat) dengan api neraka (dan tidaklah mereka mempunyai penolong) yang akan membela dan mempertahankan mereka dari siksa yang berat itu.
««•»»
As for the disbelievers, I will chastise them with a terrible chastisement in this world, through being killed, taken captive and made to pay the jizya, and the Hereafter, in the Fire; they shall have no helpers, none to protect them from it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 55]•[AYAT 57]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
56of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=56&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:56




[003] Ali Imran Ayat 055

««•»»
Surah Ali 'Imran 55

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
««•»»
idz qaala allaahu yaa 'iisaa innii mutawaffiika waraafi'uka ilayya wamuthahhiruka mina alladziina kafaruu wajaa'ilu alladziina ittaba'uuka fawqa alladziina kafaruu ilaa yawmi alqiyaamati tsumma ilayya marji'ukum fa-ahkumu baynakum fiimaa kuntum fiihi takhtalifuuna
««•»»
 (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang- orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
««•»»
When Allah said, ‘O Jesus, I shall take you[r soul],[1] and I shall raise you up toward Myself, and I shall clear you of [the calumnies of] the faithless, and I shall set those who follow you above the faithless until the Day of Resurrection. Then to Me will be your return, whereat I will judge between you concerning that about which you used to differ.
[1] Tawaffā means ‘to exact fully’ something, ‘to receive in full,’ ‘to take one’s full share,’ and in the present Qurʾānic context it is used in the sense of taking away of the soul, either temporarily, as during sleep (as in
6:60), or permanently, as at the time of death (as in 3:193; 4:97; 6:61; 7:37,126; 8:50; 10:46; 12:101; 13:40; 16:28; 22:5; 32:11; 40:67,77; 47:27 ). In verse , it is used to refer to the taking of the soul both during sleep and death: ‘It is Allah who takes (yatawaffā) the souls at death, and those that have not died during their sleep. He retains those for whom He has decreed death, but releases the rest for a specified term.’ The passive form of the verb, tuwuffiya means ‘to die,’ ‘to expire,’ and to ‘pass away.’ It occurs in 2:234,240. In a tradition, Imam ʿAlī ibn Mūsā al-Riḍā (ʿa) explains that Jesus Christ (ʿa) “was raised alive from the earth to the heaven. Then his soul was taken away between the earth and the heaven. After he was raised to the heaven his soul was restored to his body, and hence the words of God, the Almighty and the Glorious, ‘When Allah said: ‘O Jesus, I shall take you[r soul], and I shall raise you up to Myself…’ ” (ʿUyūn akhbār al-Riḍā, Tehran: Intishārāt-e Jahān, n.d., ed. Sayyid Mahdī al-Ḥusaynī al-Lājwardī, vol. 1, p. 215; cf. Biḥār al-anwār, vol. 14, p. 338).
««•»»

Allah SWT membalas tipu daya orang kafir dengan mengangkat Isa as kepada-NyL Dalam hal ini terdapat berita gembira untuk Nabi Isa tentang datangnya bantuan Allah untuk menyelamatkan dirinya dari tipu daya orang-orang kafir sehingga mereka dalam usaha untuk melaksanakan tipu daya itu tidak akan berhasil.

Allah SWT akan mengangkat Nabi Isa kepada Nya dan akan mewafatkannya pada saat ajalnya tiba, sesudah turun dari langit pada waktu yang ditentukan sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya ialah:

"Demi (Allah), yang jiwaku di tangan Nya, Isa putra Maryam akan turun di antaramu sebagai hakim yang adil, kemudian ia akan memecah salib, membunuh babi, menghentikan peperangan, dan membagi-bagikan harta, sehingga tak seorangpun yang akan menerimanya (karena tidak membutuhkan lagi) dan merasa bahwa sujudnya (ibadahnya) lebih utama dari dunia dan semua isinya"

"Allah membersihkan Isa as dari orang-orang kafir", dengan menyelamatkannya dari kejahatan, cercaan serta nistaan dan tuduhan, yang akan mereka lakukan; dan akan menjadikan pengikut-pengikutnya yang beriman itu percaya bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan Nya, dan percaya akan kata-kata Isa bahwa beliau diutus untuk memberi kaber gembira kedatangan seorang utusan Allah, yang akan datang sesudahnya, yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad saw). Allah akan mengangkat mereka yang percaya itu kepada derajat yang tinggi tidak seperti orang-orang Yahudi yang menipu dan mendustakan nabi Isa yang direndahkan martabatnya. Ketinggian derajat itu ada kalanya dibidang keimanan, yang bersifat rohaniah, dan dalam bidang akhlaq dan kesempurnaan sopan santun serta dekatnya mereka pada yang hak serta jauhnya dari yang batil dan ada kalanya kelebihan yang bersifat duniawi yaitu mereka akan memegang tampuk pimpinan di dunia.

Kemudian seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah yaitu pada hari berbangkit dan Allah akan memutuskan perkara yang mereka perselisihkan dalam urusan agama termasuk di dalamnya perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara pengikut-pengikut Isa dan orang-orang yang tidak percaya kepadanya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan memegangmu dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.
««•»»
And mention, when God said, ‘O Jesus, I am gathering you, seizing you, and raising you to Me, away from the world without death, and I am cleansing you of, removing you far away from, those who disbelieved, and I am setting those who follow you, those Christians and Muslims who believed in your prophethood, above those who disbelieved, in you, namely, the Jews, becoming above them through [definitive] argument and the sword, until the Day of Resurrection. Then to Me shall be your return, and I will decide between you, as to what you were at variance about, as regards religion.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 54]•[AYAT 56]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
55of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=55&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:55