Kamis, 12 Maret 2015

[003] Ali Imran Ayat 019

««•»»
Surah Ali 'Imran 19

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
««•»»
inna alddiina 'inda allaahi al-islaamu wamaa ikhtalafa alladziina uutuu alkitaaba illaa min ba'di maa jaa-ahumu al'ilmu baghyan baynahum waman yakfur bi-aayaati allaahi fa-inna allaaha sarii'u alhisaabi
««•»»
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab {189} kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
{189} Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
««•»»
Indeed, with Allah religion is Islām,1 and those who were given the Book did not differ except after knowledge had come to them, out of envy among themselves. And whoever defies Allah’s signs [should know that] Allah is swift at reckoning.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan agama yang diakui Nya hanyalah agama Islam yaitu agama tauhid, agama yang mengesakan Allah SWT. Allah menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah hanyalah Islam . Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya satu, ialah "Islam" yaitu berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa, menjunjung tinggi perintah-perintah Nya dan berendah diri kepada Nya walaupun syariat-syariat itu berbeda di dalam beberapa kewajiban ibadah dan lain-lain.

Maka yang dinamakan orang Islam yang benar ialah orang yang ikhlas di dalam melaksanakan segala amalnya, serta kuat imannya lagi bersih dari syirik.

Allah mensyariatkan agama untuk dua macam tujuan:
  1. Membersihkan jiwa manusia dan akalnya daripada kepercayaan yang tidak benar seperti mengakui adanya kekuasaan gaib pada makhluk Allah.
  2. Memperbaiki jiwa manusia dengan amal perbuatan yang baik dan memurnikan keikhlasan kepada Allah.
Kemudian Allah menggambarkan perselisihan para ahli kitab tentang agama yang sebenarnya.

Sebenarnya mereka tidaklah keluar dari agama Islam, agama tauhid yang dibawa oleh para nabi-nabi, seandainya pemimpin-pemimpin mereka tidak berbuat aniaya dan melampaui batas sehingga mereka berpecah belah menjadi bermazhab-mazhab serta membunuh nabi-nabi. Perpecahan dan peperangan di antara mereka tidak patut terjadi karena mereka adalah satu agama Tetapi karena kedengkian di antara pemimpin-pemimpin mereka, dan dukungan mereka terhadap satu mazhab untuk mengadakan mazhab yang lain, timbullah perpecahan itu. Perpecahan itu bertambah sengit setelah pemimpin-pemimpin itu menyesatkan lawannya dengan jalan menafsirkan nash-nash agama menurut hawa nafsu mereka.

Sejarah telah membuktikan, bahwa raja-raja dan pendeta-pendetalah yang telah memecah belah agama masehi, sehingga menjadi beberapa mazhab yang saling bertentangan.

Arius, seorang pemimpin kaum Nasrani, dan pengikut-pengikutnya yang mengajak umat Masehi kembali kepada tauhid telah dijatuhi hukuman sebagai orang mulhid (kafir) Dan kitab-Kitabnya dibakar dan ajaran-ajarannya dilarang berdasarkan persidangan yang dibentuk oleh Konstantien pada tahun 325 M.

Ketika ajaran Arius berkembang dalam masyarakat, pengikut-pengikut Arius dimusnahkan oleh Theodosius II, berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan pada tahun 628 M. Maka dengan demikian mazhab-mazhab Trinitas tetap berkembang, dan tetap saling bertentangan.

Di akhir ayat ini Allah mengancam orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Nya dengan menandaskan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya agama) yang diridai (di sisi Allah) ialah agama (Islam) yakni syariat yang dibawa oleh para rasul dan dibina atas dasar ketauhidan. Menurut satu qiraat dibaca anna sebagai badal dari inna yakni badal isytimal. (Tidaklah berselisih orang-orang yang diberi kitab) yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam agama, sebagian mereka mengakui bahwa merekalah yang beragama tauhid sedangkan lainnya kafir (kecuali setelah datang kepada mereka ilmu) tentang ketauhidan disebabkan (kedengkian) dari orang-orang kafir (di antara sesama mereka, siapa yang kafir pada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah cepat sekali perhitungan-Nya) maksudnya pembalasan-Nya.
««•»»
Lo!, the religion with God, pleasing [to Him], is submission [to the One God], (al-islām), that is to say, the Divine Law with which the messengers were sent, founded upon the affirmation of God’s Oneness (a variant reading [for inna, ‘lo!’] has anna, ‘that’, as an inclusive substitution for annahu to the end [of that verse, sc. shahida Llāhu … anna l-dīna ‘inda Llāhi l-islām, ‘God bears witness that religion with God is Islām]). Those who were given the Scripture, the Jews and the Christians, differed, in religion, some affirming God’s Oneness, others rejecting it, only after the knowledge, of Oneness, came to them through transgression, on the part of the disbelievers, among themselves. And whoever disbelieves in God’s signs, God is swift at reckoning, that is, at requiting him.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 18]•[AYAT 20]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
19of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#3:19


Tidak ada komentar:

Posting Komentar