Rabu, 11 Februari 2015

[003] Ali Imran Ayat 007

««•»»
Surah Ali 'Imran 7

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
««•»»
huwa alladzii anzala 'alayka alkitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna ummu alkitaabi waukharu mutasyaabihaatun fa-ammaa alladziina fii quluubihim zayghun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhu ibtighaa-a alfitnati waibtighaa-a ta/wiilihi wamaa ya'lamu ta/wiilahu illaa allaahu waalrraasikhuuna fii al'ilmi yaquuluuna aamannaa bihi kullun min 'indi rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi
««•»»
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat {183}, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat {184}. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
{183} Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
{184} Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
««•»»
It is He who has sent down to you the Book. Parts of it are definitive verses, which are the mother of the Book, while others are metaphorical.1 As for those in whose hearts is deviance, they pursue what is metaphorical in it, courting temptation and courting its interpretation. But no one knows its interpretation except Allah and those firmly grounded in knowledge; they say, ‘We believe in it; all of it is from our Lord.’ And none takes admonition except those who possess intellect.
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa Alquran yang diturunkan-Nya itu di dalamnya ada ayat-ayat yang Muhkamat dan ada yang Mutasyabihat. "Ayat yang Muhkamat" ialah ayat yang jelas artinya, seperti ayat-ayat hukum, dan sebagainya. "Ayat Mutasyabihat" ialah ayat yang tidak jelas artinya, yang dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam penafsiran seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan hal-hal yang gaib dan sebagainya. Ayat-ayat Muhkamat dapat diketahui dengan mudah arti dan maksudnva sedang ayat-ayat yang Mutasyabihat itu ialah ayat-ayat yang sukar diketahui arti dan maksudnya yang sebenarnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya tentang tujuan Allah menurunkan ayat-ayat Mutasyabihat itu. Menurut sebagian para mufassir ialah:
  1. Untuk menguji iman dan keteguhan hati seseorang muslim kepada Allah, iman yang benar hendaklah disertai dengan penyerahan diri dalam arti yang seluas-luasnya kepada Allah SWT. Allah SWT menurunkan ayat-ayat yang dapat dipikirkan artinya dengan mudah dan Dia menurunkan ayat-ayat yang sukar diketahui makna dan maksud yang sebenarnya, yaitu ayat-ayat Mutasyabihat. Dalam menghadapi ayat-ayat yang Mutasyabihat ini, manusia akan merasa bahwa dirinya bukanlah makhluk yang sempurna, ia hanya di beri Allah pengetahuan yang sedikit karena itu ia akan menyerahkan pengertian ayat-ayat itu kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui.
  2. Dengan adanya ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat itu kaum muslimin akan berpikir sesuai dengan batas-batas yang diberikan Allah; ada yang dapat dipikirkan secara mendalam dan ada pula yang sukar dipikirkan, lalu diserahkan kepada Allah.
  3. Para nabi dan para rasul diutus kepada seluruh manusia yang keadaannya berbeda-beda, misalnya berbeda kepandaiannya, kemampuannya dan kekayaannya; berbeda pula bangsa, bahasa dan daerahnya. Karena itu cara penyampaian agama kepada mereka itu hendaklah disesuaikan dengan tingkatan keadaan mereka itu dan dengan tingkatan bahasa yang sesuai dengan kemampuan mereka; ada yang mudah dipahami dan ada yang sukar dipahami. Yang mudah untuk orang yang kurang mempunyai ilmu, sedang yang sukar untuk orang yang dalam ilmunya.
Dalam pada itu Allah SWT. menerangkan sikap manusia dalam memahami dan menghadapi ayat-ayat yang mutasyabihat, yaitu:
  1. Orang-orang yang hatinya tidak menginginkan kebenaran, mereka jadikan ayat-ayat itu untuk bahan fitnah yang mereka sebarkan di kalangan manusia dan mereka mencari-cari artinya yang dapat dijadikan alasan untuk menguatkan pendapat din keinginan mereka.
  2. Orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan ingin mencari kebenaran, mereka haruslah mencari pengertian yang benar, dari ayat itu. Bila mereka belum atau tidak sanggup mengetahuinya, mereka berserah diri kepada Allah sambil berdoa din mohon petunjuk.
Pada akhir ayat ini Allah SWT menerangkan sifat-sifat orang-orang yang dalam ilmunya, yaitu orang-orang yang suka memperhatikan makhluk Allah, suka memikirkan dan merenungkannya. Ia berpikir semata-mata karena Allah dan untuk mencari kebenaran.

Tafsir Jalalain

(Dialah yang menurunkan kepadamu Alquran, di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat) jelas maksud dan tujuannya (itulah dia pokok-pokok Alquran) yakni yang menjadi pegangan dalam menetapkan (sedangkan yang lainnya mutasyabihat) tidak dimengerti secara jelas maksudnya, misalnya permulaan-permulaan surah.

Semuanya disebut sebagai 'muhkam' seperti dalam firman-Nya 'uhkimat aayaatuh' dengan arti tak ada cacat atau celanya, dan 'mutasyaabiha' pada firman-Nya, 'Kitaaban mutasyaabiha,' dengan makna bahwa sebagian menyamai lainnya dalam keindahan dan kebenaran.

(Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan) menyeleweng dari kebenaran, (maka mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk membangkitkan fitnah) di kalangan orang-orang bodoh dengan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang syubhat dan kabur pengertiannya (dan demi untuk mencari-cari takwilnya) tafsirnya (padahal tidak ada yang tahu takwil) tafsirnya (kecuali Allah) sendiri-Nya (dan orang-orang yang mendalam) luas lagi kokoh (ilmunya) menjadi mubtada.

Sedangkan khabarnya: (Berkata, "Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyaabihat) bahwa ia dari Allah, sedangkan kami tidak tahu akan maksudnya, (semuanya itu) baik yang muhkam maupun yang mutasyabih (dari sisi Tuhan kami," dan tidak ada yang mengambil pelajaran) 'Ta' yang pada asalnya terdapat pada 'dzal' diidgamkan pada dzal itu hingga berbunyi 'yadzdzakkaru' (kecuali orang-orang yang berakal) yang mau berpikir. Mereka juga mengucapkan hal berikut bila melihat orang-orang yang mengikuti mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah yang menurunkan kepadamu Alquran, di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat) jelas maksud dan tujuannya (itulah dia pokok-pokok Alquran) yakni yang menjadi pegangan dalam menetapkan (sedangkan yang lainnya mutasyabihat) tidak dimengerti secara jelas maksudnya, misalnya permulaan-permulaan surah. Semuanya disebut sebagai `muhkam` seperti dalam firman-Nya `uhkimat aayaatuh` dengan arti tak ada cacat atau celanya, dan `mutasyaabiha` pada firman-Nya, `Kitaaban mutasyaabiha,` dengan makna bahwa sebagian menyamai lainnya dalam keindahan dan kebenaran.

(Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan) menyeleweng dari kebenaran, (maka mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk membangkitkan fitnah) di kalangan orang-orang bodoh dengan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang syubhat dan kabur pengertiannya (dan demi untuk mencari-cari takwilnya) tafsirnya (padahal tidak ada yang tahu takwil) tafsirnya (kecuali Allah) sendiri-Nya (dan orang-orang yang mendalam) luas lagi kokoh (ilmunya) menjadi mubtada, sedangkan khabarnya:

(Berkata, "Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyaabihat) bahwa ia dari Allah, sedangkan kami tidak tahu akan maksudnya, (semuanya itu) baik yang muhkam maupun yang mutasyabih (dari sisi Tuhan kami," dan tidak ada yang mengambil pelajaran) `Ta` yang pada asalnya terdapat pada `dzal` diidgamkan pada dzal itu hingga berbunyi `yadzdzakkaru` (kecuali orang-orang yang berakal) yang mau berpikir. Mereka juga mengucapkan hal berikut bila melihat orang-orang yang mengikuti mereka.

««•»»
He it is Who revealed to you the Book, wherein are verses [that are] clear, lucid in proof, forming the Mother Book, the original basis for rulings, and others allegorical, whose meanings are not known, such as the opening verses of some sūras. He [God] refers to the whole [Qur’ān] as: 1) ‘clear’ [muhkam] where He says [A Book] whose verses have been made clear [Q. 11:1], meaning that it contains no imperfections; and as 2) ‘allegorical’ [mutashābih], where He says A Book consimilar [Q. 39:23], meaning that its parts resemble each other in terms of beauty and veracity. As for those in whose hearts is deviation, inclination away from truth, they follow the allegorical part, desiring sedition, among the ignorant of them, throwing them into specious arguments and confusion, and desiring its interpretation, its explanation, and none knows its interpretation, its explanation, save God, Him alone. And those firmly rooted, established and capable, in knowledge (al-rāsikhūna fī’l-‘ilm is the subject, the predicate of which is [what follows]) say, ‘We believe in it, the allegorical part, that it is from God, and we do not know its meaning; all, of the clear and the allegorical, is from our Lord’; yet none remembers (yadhdhakkar, the initial tā’ [of yatadhakkar] has been assimilated with the dhāl), that is, none is admonished, but people of pith, possessors of intellect, who, when they see those following that [allegorical part only], also say:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
7of200
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=3&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#3:7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar